Sabtu, 20 Agustus 2011

BUNTIL? What is Buntil?




Buntil? What is Buntil? Apakah terdengar asing? Tentu tidak , khusus buat orang Indonesia specially orang Jawa. Yeahh, jangan ngaku orang Jawa kalau tidak tahu Buntil. 

Nyomot dari Wikipedia, Buntil is a traditional Javanese dish of "scraped coconut meat mixed with teri (anchovies) and spices, wrapped in a papaya leaf, then boiled in coconut milk." [1][2] Described as "shredded coconut with anchovy-type fish wrapped in papaya leaves," the dish is served at Tembi's Resort Ndeso.[3]




Buntil ini aku buat khusus untuk entry idfb Chalenge#1: Food by It's Country yang diadakan oleh Group Indonesian Foodbloger. 






Aku suka banget sama Buntil ini, sama halnya kesukaanku akan Gudeg, Botok, dan makanan khas Jawa lainnya. Konsepnya unik, memadukan antara sayur dan lauk dengan kemasan unik namun rasa yang juga lezat mengguggah selera.

Konsep dasarnya adalah, kelapa yang dibumbui dicampur dengan ikan teri lalu dibungkus dengan daun pepaya atau singkong atau talas, dimasak dan disajikan dengan kuah santan kental berbumbu.


Kali ini Buntil yang kubuat adalah Buntil Daun Pepaya isi Tongkol. Kebetulan memang di rumah sedang ada ikan Tongkol, jadi diberdayagunakan.

BUNTIL DAUN PEPAYA isi TONGKOL
Bahan:
  • 15 lembar daun pepaya, direbus lalu tiriskan
  • 500 gram Ikan tongkol dikukus, lalu bagi menjadi 10 - 15 potong.
  • 1 butir kelapa sedang tuanya, parut kasar.

Bumbu untuk Kelapa Parut, haluskan:
- 4 siung Bawang putih, 
- 5 buah cabe keriting, 
- 1 ruas kencur
- garam sesuai selera
- gula merah 50gram / sesuai selera
- gula putih jika ingin manis
- daun jeruk purut 3 lembar

Bumbu untuk Kuah, haluskan:
- Bawang merah 5
- bawang putih 3
- cabe merah 5
- lengkuas 3cm, geprek
- gula merah 30gram
- garam sesuai selera
- Daun salam 2 lembar
- santan  500cc dari 1 butir kelapa

Pelengkap: Cabe Rawit Merah Utuh 15 buah.

Cara Membuat:
1. Haluskan bumbu untuk kelapa parut, tumis hingga harum. Lalu masukkan kelapa parut,  gongseng hingga kelapa sedikit mengering. Cara ini bisa juga diganti dengan mencampurkan bumbu halus ke kelapa parut hingga rata, lalu dikukus.

2. Ambil daun pepaya yang telah ditiriskan, rapikan susunan daunnya letakkan isi kelapa parut yang sudah dibumbui dan ikan tongkol. bungkus membentuk lontong, lalu ikat dengan tali plastik. Selesaikan semuanya, lalu gulungan ini dikukus kurang lebih 30 menit.

3. Tumis bumbu halus untuk kuah hingga harum, masukkan santan hingga mendidih lalu  masukkan gulungan daun ke dalam kuah kurang lebih 15 menit. Terakhir taburi cabe rawit merah, untuk pelengkap rasa pedas.

*Untuk mengurangi/menghilangkan rasa pahit di daun pepaya, aku biasanya merebus daun pepaya ini bersama dengan tanah lempong. Di beberapa kota di Jawa Tengah, sudah ada yang dijual khusus memang untuk dimasak bersama dengan daun pepaya. Setelah direbus dengan tanah lempong, pastikan daun pepaya kemudian dicuci bersih menghilangkan tanah liat yang menempel di daunnya.

Buntil disantap sebagai lauk/sayur pendamping nasi. Selain sajian di rumah tangga, Buntil banyak juga dijual di rumah makan khas Jawa. Sebagai makanan khas Jawa yang nikmat dan unik yang selalu ada dari jaman ke jaman, Buntil menjadi salah satu ragam makanan Indonesia yang harus selalu dijaga kelestariannya. Sudah dilakukan oleh nenek moyang kita, lalu kita,kemudian anak cucu kita. Jadi jangan sampai ada yang mengernyit lagi dahinya mendengar kata: Buntil? Apa tuh? :D



Selasa, 16 Agustus 2011

Wedang Ronde Merah Putih

Semangat banget nih ikut Event Red & White Food Photo yang diadakan oleh Indonesian Foodblogger. Padahal pekerjaan pesanan kue kering sedang gila - gilanya membuatku jumpalitan. Dari awal sudah niat banget bikin resep ini. Karena mudah mbuatnya pasti *hehhehee, sekalian dong untuk hidangan berbuka puasa. Pas banget juga postingnya nih,malam 17-an, cocok banget deh ah..


Wedang Ronde Merah Putih ini aku buat pakai resep nya Bu Fatmah Bahalwan  - NCC. Di resep aslinya pewarnaan butir ronde dengan tiga warna, di sini dalam rangka suasana 17 Agustus, aku hanya buat dua warna: merah dan putih.

Wedang Ronde

Bulatan rondenya mengingatkan pada klepon, tapi yang ini diisi enting-enting gepuk, yaitu campuran kacang tanah dan gula jawa. Disantap bersama kuah jahe yang wangi dan hangat, hmm.., enak sekali.
Bahan ronde:
200 gr        tepung beras ketan
200 ml        air
1 sdt           air kapur sirih
100 gr        enting-enting, haluskan
Pewarna merah, kuning, hijau
2 liter            air, untuk merebus ronde
Cara membuatnya:               
  1. Masak 2 liter air, biarkan mendidih.
  2. Campur 200 ml air dan air kapur sirih, tuangkan pada tepung beras ketan sedikit demi sedikit sambil uleni hingga bisa dipulung. Bagi tiga, beri warna masing-masing merah, kuning, hijau.
  3. Ambil sedikit adonan, pipihkan, isi dengan sedikit enting-enting, bulatkan seperti bakso.
  4. Masukkan dalam air mendidih, biarkan mengapung angkat. Masukkan dalam kuah jahe.
  5. Lakukan hingga semua adonan habis.
Kuah Jahe:
1 liter            air
200 gr        gula pasir
7 lembar           daun jeruk purut
100 gr        jahe emprit, pukul-pukul
1 btg          kayu manis
Cara membuat:
  • Masak semua bahan hingga mendidih dan gula larut. Biarkan mendidih selama 10 menit lagi supaya aroma jahe dan kayu manis keluar. Angkat, dinginkan.

Resep Wedang Ronde di atas sudah dimuat dalam buku terbaru "60 Resep Dessert dan Minuman Anti Gagal", yang mana aku jadi salah satu food stylist dalam pemotretan resep - resepnyanya. Hehhehee..citcuwiit prikitieeww.


Sebelumnya aku menikmati Wedang Ronde ini hanya dengan membeli. Semula aku tahunya kuahnya hanya dengan merebus air gula dengan jahe saja. Ternyata ada tambahan 'pewangi' lain yakni Daun Jeruk Purut dan kayumanis. Beneran, wanginya enaaaak. sebaiknya memang jahe yang digunakan adalah jahe emprit, supaya aroma dan rasa pedas yang didapat betul - betul mantab!

Kebayang kan menyeruput Wedang Ronde ini sambil ngumpul bareng warga sekomplek di malam Tasyakuran 17-an. Sruupuutt...aaahhh....





Related Posts with Thumbnails